KONSEP ERGONOMI

Dibandingkan disiplin ilmu yang lain, ergonomic atau Human Factor sebagai ilmu maupun sebagai practice, umurnya relative lebih muda. Akar perkembangan ergonomik berawal sekitar tahun 1900 yang terjadi di berbagai negara.

  • Di Inggris, perhatian diawali dengan penelitian-penelitian terhadap masalah fatik yang timbul di industri selama masa perang dunia I dan II. Studi-studi yang dilakukan menghasilkan dasar pemahaman tentang pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja kerja manusia
  • Di Amerika Serikat, perkembagan Science Management yang dilakukan Frederik Wtaylor dan Industrial Psycology oleh Hugo Musterberg menghasilkan faktor-faktor penting yang memberikan bentuk terhadap perkembangan ergonomik sebagai suatu disiplin ilmu
  • Di Rusia, perkembangan ergonomik dipengaruhi oleh perkembangan dalam ilmu psikologi, matematik dan engineering\

Perkembangan ergonomik dimulai dikenal sejak perang dunia ke-2, dimana banyak pekerja dan beberapa industri yang bekerja untuk kepentingan militer dan dibantu oleh ilmuan dari berbagai disiplin ilmu membantu mengembangkan data ergonomik, metoda, dan teknologo yang berguna untuk ergonomik. Saat ini profesional ergonomik banyak bekerja untuk pengembangan desain.

Kata Ergonomik berasal dari bahasa Yunani. Akar katanya Ergon dan nomos. Ergon berarti kerja dan nomos berarti hukum atau aturan. Jadi ergonomik dapat diartikan hukum atau aturan yang berkaitan dengan kerja.  Menurut Internasional Ergonomic Association (IEA) didefinisikan bahwa ergonomik adalah studi tentang anatomis, psikologi dan aspek psikologi manusia di lingkungan kerja, yang berfokus pada efesiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, rumah dan tempat bermain

Dalam buku Sritomo Wignjosoebroto dikatakan bahwa ergonomik adalah disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan. Disiplin ergonomi secara khusus akan mempelajari keterbatasan dari kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk buatannya. Disiplin ini berangkat dari kenyataan bahwa manusia memiliki batas-batas kemampuan baik jangka pendek maupun jangka panjang pada saat berhadapan dengan keadaan lingkungan sistem kerjanya yang berupa perangkat keras/hard-ware (mesin, peralatan kerja dll) dan/atau perangkat lunak/soft-ware (metode kerja, sistem dan prosedur, dll ).  Jadi ergonomik adalah ilmu dari studi multidisiplin ilmu lainnya, yang memadukan beberapa bidang ilmu. Menurut Sutalaksana, Anggawisastra dan Tjakraatmaja (1979), beberapa bidang ergonomi dapat dibagi menjadi:

  • Ilmu faal, anatomi dan kedokteran. Ilmu faal dan anatomi memberikan gambaran : bentuk tubuh manusia, kemampuan tubuh / anggota gerak untuk mengangkat atau ketahanan terhadap suatu gaya yang diterimanya, dan satuan ukuran besaran dan panjangnya suatu anggota tubuh.
  • Psikologi faal, memberikan gambaran terhadap fungsi otak dan sistem persarafan dalam kaitannya dengan tingkah laku.
  • Ilmu fisika dan teknik, memberikan informasi yang sama untuk mesin dan lingkungan dimana pekerja terlibat.

Perpaduan ilmu itu menghasilkan data yang lengkap untuk memaksimalkan keselamatan pekerja, meningkatkan efesiensi, meningkatkan kepercayaan diri, mempermudah pengenalan/pemahaman terhadap tugas yang diberikan dan meningkatkan perasaan nyaman bagi pekerja sehingga ada ditetapkan atau ditentukan keterbatasan-keterbatasan pekerja dan selanjutnya membuat sistem kerja yang sesuai dengan kemampuannya. Dalam hal ini ergonomik dapat dikatakan sebagai ilmu yang menerapkan penyesuaian lingkungan terhadap keterbatasan manuasia.

Dalam perkembangan selanjutnya, ergonomi dikelompokkan atas empat bidang penyelidikan, menurut Iftikar Sutalaksana dalam bukunya yaitu :

  1. Penyelidikan tentang tampilan ( display ).

Tampilan (display) adalah suatu perangkat antara (interface) yang menyajikan informasi tentang keadaan lingkungan, dan mengkomunikasikannya pada manusia dalam bentuk tanda-tanda, angka, lambang dan sebagainya.

2. Penyelidikan tentang kekuatan fisik manusia

Dalam hal ini diselidiki tentang aktivitas-aktivitas manusia ketika bekerja, dan kemudian dipelajari cara mengukur aktivitas-aktivitas tersebut.

3. Penyelidikan tentang ukuran tempat kerja.

Penyelidikan ini bertujuan untuk mendapatkan rancangan tempat kerja yang sesuai dengan ukuran (dimensi) tubuh manusia, agar diperoleh tempat kerja yang baik, yang sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan manusia.

4. Penyelidikan tentang lingkungan kerja.

Penyelidikan ini meliputi kondisi lingkungan fisik tempat kerja dan fasilitas kerja seperti pengaturan cahaya, kebisingan suara, temperatur, getaran dll. Yang dianggap dapat mempengaruhi tingkah laku manusia.

 

Salam

www.improvementqhse.com

terlampir contoh Assesment Ergonomik, silahkan diklik : Assesment Ergonomik