RESUME KEBAKARAN PADA CHIP YARD

Kejadian pada buan July 2011 di daerah di Wilayah Bagian Timur , tempat kejadian kebakaran di area industry harvesting . Industri ini dibangun untuk menghasilkan wood chip dan serbuk kayu. Wood chip adalah kayu serpihan yang  berukuran 1-6 cm yang nantinya akan digunakan sebagai bahan pembuatan kertas sedangkan serbuk kayu adalah sebuk kayu yang halus yang nantinya digunakan sebagai bahan bakar power plant. Wood Chip diproses untuk pembuatan kertas dan serbuk kayu diolah menjadi pellet energy.

Wood Chip yang dihasilkan dari mesin dikumpulkan di area khusus, wood chip dibiarkan diudara terbuka guna terjadinya penguapan kadar air yang ada di wood chip. Wood chip diatur peletakkannya oleh alat berat sampai menggunung, kondisi menggunung wood chip dibuat untuk mempermudah transfer wood chip ke plant pembuat kertas.

AWAL KEJADIAN

Kebakaran terjadi di area wood chip, api awalnya berasal dari alat berat yang sedang beroperasi mengatur tumpukan wood chip. Api kemudian membakar semua 3 gunung chip yang belum ditransfer ke plant pembuat kertas. Api terus menjalar melahap ketiga gunung wood chip karena penanganan alat pemadam kebakaran tidak bisa digunakan secara optimal.

FAKTOR PENYEBAB KEBAKARAN:

  • Informasi Incident report

Incident report mengatakan kebakaran disebabkan karena akibat perbaikan alat berat yang tidak pada waktunya  tanpa menerangkan secara detail penyebab bagian mana dari alat berat yang menimbulkan kebakaran, Informasi pelaksanaan kanibal pada alat tidak dijelaskan detail. .

  • Faktor penyebab kejadian kebakaran

Fakor penyebab kejadian kebakatan diidentifikasi dari faktor-faktor penyebab seperti bahan bakar yang digunakan, sumber panas, sumber listrik, sumber panas dari energy mekanik, sumber dari bahan kimia, sumber Oksigen serta factor lain seperti pengawasan kerja, aturan kerja dan pemahaman pekerja terhadap pekerjaan dan pemeliharaan alat berat. Penulis mengidentifikasi penyebab kebakaran sewaktu penulis bekerja di sana, dan pertanyaan detail dilakukan pada pengerjaan tugas ini, dilakukan melalui email atau phone untuk memastikan penyebab kecelakaan. Bukti seperti checksheet dan kontak dengan penanggungjawab pelaksana di lapangan dilakukan langsung oleh penulis

  • Hasil Identifikasi Bahan Bakar (Fuels Sources) pada Unit Excavator yang dipakai adalah

Dari identifikasi axcavator yang dipakai / terbakar teridentifikasi bahwa sumber bahan bakar untuk terjadinya nyala api di Excavator adalah

  • bahan bakar solar untuk menghidupkan mesin
  • oli hidrolik untuk menggerakkan sistem hidrolik
  • grease pada sistem pelumasan alat
  • elektrikal
  • selang karet
  • bahan yang mudah terbakar lainnya yang berasal dari grease yang bercampur dengan oli dan partikel wood chip yang menempel pada area mesin.

Solar yag terdapat di tangki , oli hidrolik pada tangki dan pompa hidrolik yang mempunyai kapasitas volume yang besar dengan titik pembakaran yang relatif rendah (30 – 45 Mj/Kg) serta total beban api dari masing-masing sumber bahan bakar pada unit tersebut

HASIL IDENTIFIKASI ELEMEN-ELEMEN PENYALAAN API EXCAVATOR

Sumber Panas

Energy panas terjadi dari energy panas kimia dari  proses pembakaran solar, bekerjanya sistem hidrolik dan pelumasan, energy panas elektikal yang ditimbulkan dari sistem battree. Sumber panas yang ditimbulkan oleh adanya hubungan arus pendek/short circuit juga sangat potensial terjadi karena dalam kompareman mesin ini banyak utilitas yang mendukung sumber pelistrikan. Adanya hubungan pendek ini akan menimbulkan panas yang akan melumerkan insulasi penutup kabel dan akan segera mencari sumber bahan bakar yang dijadikan awal ari penyalaan api.Apalagi jika diingat bahwa sumber bahan bakar yang sangat peka terhadap api yaitu berupa solar atau pun oli yang bertemperatur cukup tinggi apabila alat beratdalam keadaan beroperasi. Sumber panas lain yang sangat potensial untuk menimbul an penyalaan api adalah energy panas mekanik yg terjadi dari panas atau bunga api yang terjadi karena adanya gesekan mekanik (friction). Panas geseka ini terjadi dari operasi motor listrik dan kipas yang terdapat diruangan mesin. Friksi ini juga dapat diakibatkan dari aliran udara panas yang dialirkan dar komponen turbo charger. Akumulasi sumber panas dari seluruh potensi yang ada a akan menyebabkan semakin meningkatnya risiko terhadap penyalaan api.

Sumber Listrik

Sumber Lokasi
Baterai Top Side Enginer
Main Altenator Backside of engine and center truck
Wheel Motor RH and LH side angle box
Motor Stater RH and LH die of engine
24 V Alternator RH side of engine
Wiring Lamp All Body
Contoller Behind of Operator’s Cabin

Sumber Panas

Sumber Panas Lokasi Range Temperatur ( C)
Turbo Charger RH Side Engine 340 – 597
Exhaust Manifold RH side Engine – Muffler dan Exhaust Piping of engine 237 -597
Exhaust Shield Cover Upper Engine 140 – 162
Brakes Lower cabin – Driving Axle 65-135
Electrical Through out machine 55-110
Grid resistor RH Grid Blower 347-410
Others Puntung rokok dll 186-224

 Energi Mekanik

Identifikasi sumber tekanan bahan bakar yang tersimpan yang mungkin menjadi potensi bahaya api yang berbahaya dapat terjadi ketika gesekan energi mekanik seperti pengelasan, pemotongan, panas, impak, dan grinding diantaranya terdapat pada :

  • Ban Rantai/ Karet
  • Hydraulic Accumulator (1200 psi)
  • Tangki Bahan Bakar
  • Tangki Hidrolik

Sumber Kimia

Identifikasi sumber kimia yang dapat menghasilkan/ menyebabkan reaksi pembakaran sendiri (self heating – self ignition). Pada komponen batrey terdapat kondisi battery Acid, dimana battery akan mengalami combustion, disebabkan oleh percikan api, akibat koneksi yang loose di terminal battery. Battery juga akan mengalami ledakan karena proses crank yang berulang-ulang dalam waktu yang singkat, yang menyebabkan batere menjadi panas dan akhirnya meledak.

Sumber Oksigen

Oksigen merupakan kandungan atau bahan yang dapat menghasilkan oksigen yang diperlukan untuk reaksi oksidasi – reduksi pada proses pembakaran. Identifikasi sumber oksigen pada Exacavator berasal dari udara dari luar engine compartment yang mengalir masuk ke dalam ruang engine melalui kisi-kisi ruang engine atau bagian yang terbuka yang menghubungkan raung engine dengan area diluar engine. Udara yang mengalir ini hanya disebabkan oleh adanya aliran udara yang mendorong udara masuk sehingga jika terjadi kebakaran, kemungkinan ruang engine ikut terbakar sebagai effect, sangat besar. Faktor lain yang menyebabkan kebakaran terjadi di ruang engine adalah banyaknya hot surface dan combustible material (fuel dan oli) yang ada di ruang mesin. Besarnya angka persentasi fire yang terjadi di arealmesin , selain disebabkan potensi initial fire incident yang tinggi, juga akibat potensi penyebaran yang diakibatkan arah aliran udara yang menuju ruang engine. Oksigen banyak terdapa di(atmosfir), yaitu kira2 20,9% oksigen. Demikian juga dilantai basement ini kandungan oksigen ng cukup untuk mendukung terjadinya proses nyala api.

HIPOTESIS ANALISA KEJADIAN KEBAKARAN

Dari investigasi data laporan perbaikan pemeliharaan alat berat excavator  diidentifikasi bahwa terdapat beberapa laporan yang bisa menerangkan terjadinya kecelakaan

  • Bulan April 2012, alat excavator sudah harus perbaikan sesuai jam operasi, tetapi tidak dilakukan mengingat pekerjaan yang harus dilakukan selesai di Agustus. Pekerjaan terus dilakukan sampai July 2011
  • Ada beberapa kerusakan di Mei 2011, menurut laporan maintenance, yaitu exhaust shield dan exhaust manifold. Permintaan penggantian komponen dilakukan tetapi lama dalam pemesanan. Karena alat harus bekerja maka digunakan excavator lain yang kebetulan juga rusak pada komponen lain, sehingga exhaust shield dan exhaust manifold excavator jenis lain digunakan. Informasi maintenance alat berat ada pelaksanaan forming diameter exhaust manifold agar pas dengan excavator XX.
  • Hasil pengechakan maintenance selama beroperasi dicatat bahwa suhu di manifold meningkat tajam menjadi 773 C dari seharusnya 237 -597 C.
  • Dari catatan maintenance juga didapat bahwa ada beberapa oli yang merembes ke sela-sela mesin bahkan exhaust manifold. Bahan bakar yang tersedia untuk terjadinya nyala api pada alat berat yang diobservasi ini berasal dari bahan-bahan yang mudah terbakar yang terdapat pada ruangan mesin sebagai bahan bakar mesin, oli hidrolik dan pelumasan yang mempunyai nilai temperatur yang cukup tinggi pada saat alat berat tersebut beroperasi. Jumlah ketersediaan bahan bakar yang cukup besar akan menyebabkan potensi penyalaan api yang sangat tinggi dengan spesifikasi bahan yang sangat mudah terbakar. solar yang mempunyai titik nyala api sebesar 680C akan dengan sangat mudah terbakar pada ruangan suhu apalagi temperature turbo chager pada ruang mesin bekerja pada suhu rata-rata sebesar 3000C, maka kondisi ini sudah berada pada titik nyala api(flash point) bahan bakar ini. Demikian jg ketersediaan oli pada sistem hidrolik, bila keadaannya merembes  pada dinding mesin atau tersemprot kebagian mesin yang mempunyai temperatur diatas  titik nyala dari oli tersebut dapat dipastikan akan terbakart. Ini berarti solar dan oli menjadi menjadi sunber bahan bakar utama untuk terjadinya nyala api. Bahan bahan lain seperti logam dan lainya cukup memberikan andil sebagai bahan yang mudah terbakar walaupun ketersediaan bahan ini tidak cukup besar. Dari data yang didapat dapat disimpulkan bahwa bahan bakar yang tersedia pada alat berat sudah dalam kondisi siap terbakar dan hanya menunggu factor sumber-panas untuk terjadinya nyala api karena oksigen yg diperlukan tersedia. Kondisi ini sangat berisiko, sehingga probabilitas ket ediaan bahan bakar dapat dikatakan sangat tinggi.
  • Ditambah kondisi di kota tersebut saat itu musin panas, karena angin dari benua Australian (angin dingin) tidak berhembus maka suhu panas sampai ke area sekitar alat berat menjadi meningkat, sehingga terjadi kebakaran

REKOMENDARI PENINGKATAN PENCEGAHAN KEBAKARAN

  • Peningkatan operasional standar yang terdiri dari aturan dan penanggunjawab masing-masing pihak
  • Pembuatan standar khusus alat berat terkait desain setiap alat berat dari aspek pencegahan dan perlindungan kebakaran
  • Menetapkan fire risk assessment dan risk reduction planning standar sebagai pedoman untuk pelaksanan perubahan dan pembelian alat baru
  • Pembuatan program standar maintenance alat berat
  • Membuat monitoring control alat berat seperti pelaksanaan survey dan audit
  • Menyediakan alat ukur untuk eveluasi control alat berat
  • Pelatihan kepada pengendara dan pihak yang terlibat dalam pengerjaan dengan alat berat seperti maintenance terkait: Pemahaman bahaya terkait peralatan, langkah menurunkan risiko kebakaran di alat berat, system perlindungan kebakaran, pemahaman tindakan bila terjadi kebakaran di alat berat.
  • Penyediaan spare part kritikal distock terutama spare part yang berhubungan dengan area bahan bakar / safety

DAFTAR PUSTAKA

Davtetshna, Tatyana A. & Cheremissinof, Nicholas P. (1988). Fire and Explossion Hazard Handbook of Industrial Chemical. New Jersey: Noyes Publication

Friens, Mark A. & Kohn, James P. (2007). Fundamentals of Occupational Safety and Health. Maryland: Government Institutes

Huges, Paul & Bamba, Ed. (2010). Introduction Heavy Equipment, Las Vegas USA

Laporan Kecelakaan PT X di Kalimantan Selatan