Kata OPERATOR di manual IATF 16949 hanya dinyatakan 5 kali saja, itupun bukan semua untuk menyatakan individu operator. Lalu Banyak yang bilang kalau OPERATOR ITU SUMBER MASALAH, entah itu karena pendidikan, pengalaman, karakter atau kebiasaan buruk. Operator yang kerap sebagai sumber masalah diakali perusahaan dengan pendekatan ke teknologi: mengganti mesin automatis, CCTV dll.
Kenapa kita menjauh dari mereka? Bukankah ketika menjauh dari mereka berarti menunjukkan kelemahan kita sesungguhnya dan payahnya lagi ini malah didiamkan berlarut-larut dengan banyak alasan. Padahal bukankah operator yang membuat produk kita? atau ketika kita kasih solusi dengan mesin otomatis untuk mengganti operator, bukankah tetap perlu mereka juga? Lihat saja Loket automatis pintu tol saat ini, tetap saja memperkerjakan operator. Logikanya mereka harus diutamakan, baik dalam hal keahlian, karakter dan mental. Kalaupun mereka pada awalnya susah diatur, saya pikir ini menjadi kesempatan kita untuk melatih Leadership kita sebagai atasan (ketegasan, kemampuan mengatur, kedisiplinan dll). Jadi operator yang nakal dan merusak sistem itu merupakan peluang baik untuk menajamkan sikap kepemimpinan kita sebagai atasan.
Beberapa catatan kami yang diperoleh selama project yang kami coba catat tentang OPERATOR:
- DISKUSI DENGAN HRD. Pendidikan Operator dominan SMU, belum matang cara berpikirnya, mereka masih NOL besar, apalagi yang saat baru bekerja. Kalaupun senior biasanya mereka malas kerja, Jadi aktifitas operator perlu diikat dengan JobDes yang jelas dan detail dengan point menjalankan perintah saja, operator tidak perlu melakukan analisa, karena nanti dia bisa ngutak-ngutik mesin seenaknya. Bahkan ada yang bilang, operator Nakal jangan ditaruh dishift-3 (shift malam). Tetapi di satu perusahaan operator Senior yang mau pensiun dibuatkan sebagai leader project yang besar, alhasil mereka semangat, ibarat graphik turun kemudian naik lagi. Bahkan Project itu dilakukan sesuai schedule dan ada presentasi oleh tiap departemen. Soalnya siapa yang tidak mau presentasi pasti akan ditegur keras oleh pekerja yang sudah senior dan tua itu, yang tidak sungkan-sungkan bicara keras dan tegas. Di perusahaan lain ada juga bentuk coaching, beberapa operator yang sering bangkang, malas dibuat jadi satu kelompok dan diberi coaching untuk melakukan improvement, sampai mereka sendiri yang melakukan presentasi ke bos mereka bahkan ke Jepang mewakili perusahaan yang di Indonesia, hebat bukan? Murid tidak berada di atas guru, tetapi setiap orang yang berada terlatih penuh akan seperti guru mereka.
- DISKUSI SAAT PROJECT MSA. Operator perlu dipantau hasilnya pengukurannya, ada kasus mereka berpotensi melakukan pembulatan. Saya setuju juga karena saya mendapatkan ketika review gap analisis project IATF 16949, ada pembulatan pengukuran dengan caliper, hasil 12,24 mm ditulis dicheksheet produksi 12.2 mm, alasannya operator itu biar cepat. Saya bilang kalau itu uang kamu 12.24 juta apa bisa ditulis jadi 12.2 juta, ada selisih sekitar 200 ribuan. Dia terdiam dan akhirnya tidak melakukan lagi. Saya tambahkan pujian lagi, data operator tidak berhenti di Chekshet itu, tetapi sampai ke Management dalam bentuk graphik, dari pola graphik itu maka manajemen atau atasan bertindak. Kalau angka kamu tidak benar maka management/atasan juga akan berpotensi tidak benar. (ini menjelaskan pengertian yang bisa membuat mereka bangga). Jadibuatlah bangga operator kita dengan membuat data mereka sampai ke manajemen, ya karena itu actual (apa adanya).
- DISKUSI SAAT PROJECT FMEA, penyebab defect produk dominan human Error, karena ketidakdisiplinan dan ketidaktelitian, lagi-lagi salahkan operator. Apalagi FMEA pada mesin baru. Mana bisa salah itu mesin, kan baru. Jadi ingat seorang Jepang yang mensetting mesin yang didatangkan dari Jepang ke Indonesia, beliau mengatakan mesinnya sudah canggih, tinggal bagaimana mendidik operator agar disiplin, sekarang masalah di perusahaan ini bukan lagi mesin, tetapi operator. Saya setuju ini, mesin sudah ok dan saatnya benahi cara kerja operator. Tetapi ingat mesin automatis akan berkurang performancenya dan tetap butuh operator. Operator pasti mau dan sungguh-sungguh karena dengan mesin baru mereka akan lebih mudah. Dalam salah satu teori ERGONOMIK tentang kesalahan, dikatakan ada 5 perspektif, salah satunya COGNITIF, yang menjelaskan: tindakan kesalahan itu dilakukan awalnya karena adanya perhatian terhadap sesuatu (attention), kemudian timbul mengenali pola (pattern) dan pengambilan keputusan (decision making). Jadi kalau ada salah/ error coba analisa dulu apakah karena masalah di point perhatian atau kegiatan itu tidak mempunyai pola informasi yang benar. Intinya TIDAK boleh langsung melihat tindakan akhirnya. Lihat link ini untuk memahami mengenai maksud 5 Perspektif di atas, http://www.improvementqhse.com/ketika-ada-incident-apakah-bisa-salahkan-pekerja-pelaksananya/. Coba lihat pasal 8.5.1.2 IATF 16949 ditulis dengan judul Standardised work- operator instructions and visual standards. Bila kita gagal membuat visual, ya jangan salahkan operator saat ada kesalahan, ini lebih fair bukan?
- DISKUSI SAAT NEW MODEL (APQP, PPAP), dikatakan operator itu sering yang buat telat, mengganggu jadwal. Mereka tidak mengikuti perintah di travel card. Saya pernah tanya ke operator yang melakukan kegiatan, saya kaget ketika operator tidak mengetahui tujuannya apa yang dia lakukan, dia melakukan ini karena di suruh atasan. Saya bayangkan pasti dia bosan melakukan kegiatan tanpa diketahui tujuannya. Ingat operator itu melakukan aktifitas itu sampai beribu-ribu kali. Baiknya informasikanlah tujuan Kegiatan itu, kalau perlu kasih tahu tujuan di produk akhir/ kendaaraan. Buatlah mereka bangga dengan apa yang mereka lakukan, pasti dampaknya akan lebih besar lagi. Masih ingat cerita penggali tanah ketika ditanya apa yang dilakukan? si penggali tanah mengatakan melakukan ini untuk memudahkan orang yang letih menjadi segar di sore hari nantinya, rupanya dia menggali untuk membuat model taman yang indah di tengah kota. Di IATF 16949 di point APQP (halaman 10 buku IATF 16949) dijelaskan juga bahwa APQP harus mempertimbangkan training ke Operator, saya yakin ini bermaksud untuk memberikan pengatahuan dan mamfaat apa yang dikerjakannya nanti. “Pikiran orang bijak memperoleh pengetahuan, dan telinga orang bijak mencari ilmu.”
- DISKUSI SAAT MEMBUAT CONTROL PLAN, Operator tidak paham apa itu special characteristic. Special Characteristik itu padahal hal yang penting yang menjadi perhatian, biasanya notasi didapat dari customer. Bagaimana membuat Special Characteristic bisa diperhatikan? bagaimana atasan membuat special characteristic menjadi mudah dikenali? Kalau kita mempunyai banyak customer berarti perusahaan kita akan mempunyai banyak juga simbol special characteristicnya, maka perusahaan perlu mengelompokkannya dan merubah menjadi Simbol yang mudah dikenali operator. Ingat special characteristic yang tidak dikenal operator akan berdampak ke respon operator saat mengoperasikan mesin dan mencatat hasil special characteristic itu. Jadi seorang pempimpin di produksi harus berpikir keras bagaimana hal-hal penting itu diketahui dan dipahami oleh operator, kalau belum, ya teruslah berusaha mencari, jangan diam kemudian menyalahkan mereka. Mungkin statement ini pas untuk point ini: Jangan Salahkan pelanggan yang tidak membeli makanan anda yang sangat enak. Nah kreatifitas atasan sangat diperlukan untuk membuat perhatian di proses manufaktur yang katanya monoton. “Berbahagialah orang yang menemukan kebijaksanaan, mereka yang mendapatkan pengertian.”
- Masih banyak lagi yang bisa diungkapkan, tetapi intinya mari kita berdayakan teman-teman operator, kita yang lebih baik baiknya mendidik mereka, kalau perlu anggap mereka sebagai anak-anak kita, yang perlu kita didik untuk menjadi lebih baik dan nantinya tentu membuat kita bangga, siapa dulu bos-nya? Mari lupakan paradigm operator bermasalah, “Ajari mereka kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik, karena nantinya mereka percaya dan melakukan perintah kita”
Salam
www.improvementqhse.com