Sebenarnya bukan karena IATF 16949 mensyaratkan pendekatan manufaktur dengan Lean maka kita implementasikan, tetapi memang karena tool Lean-manufakturing sangat besar sekali mamfaatnya untuk mengurangi waste. Lagi juga kalau kita baca manual IATF 16949, istilah Lean hanya dinyatakan 1 kali saja , yakni di pasal 7.1.3.1, dimana dinyatakan bahwa pendekatan manufaktur dengan Lean manufacturing harus dipenuhi sebagai persyaratan Perencanaan pabrik, fasilitas, dan peralatan .
Lean manufacturing adalah satu tool yang mengupayakan perbaikan berkesinambungan dengan cara menghilangkan pemborosan/waste (waste = aktivitas yang tidak bernilai tambah-Non Value Added), sehingga proses dapat memberikan nilai kepada pelanggan. Fokus ke lean adalah menghilangkan waktu, yakni waktu yang terbuang percuma (tidak bernilai) di kegiatan.
Jika perusahaan kita ingin mengimplementasikan Lean manufaktur maka diperlukan pemahaman ini:
- Nilai dan tidak bernilainya suatu kegiatan
- 8 jenis Waste /kondisi yang tidak bernilai
- Tool Lean yang bisa mengurangi / menghilangkan waste
- Value Stream Mapping, tool yang dipakai untuk menggambar secara keseluruhan proses di Perusahaan sehingga kita dengan mudah mengidentifikasikan waste yang ada

Diharapkan dengan konsep pemahaman di atas, pekerja dapat mengidentifikasi dan membuat rencana perbaikan (kaizen) terhadap waste yang diidentifikasi. Identifikasi awal waste dinyatakan di Current Value Stream Mapping (VSM) dan setelah perbaikan, kondisi aliran produk yang baru yang dinyatakan di Future VSM. Dengan adanya VSM membuat kita bisa memvisualisasikan seluruh aliran kerja, dari bahan mentah hingga produk akhir, sehingga dapat mengidentifikasi hambatan, pemborosan, dan peluang perbaikan dalam sistem
Pasal 7.1.3.1 adalah bagian dari pasal infrastruktur, dimana pasal ini mensyaratkan perencanaan layout/proses menggunakan pendekatan lean manufacturing. Bukti dalam memenuhi persyaratan ini adalah:
- Optimalisasi aliran material, penanganan material, dan penggunaan ruang lantai yang bernilai tambah termasuk kontrol produk yang tidak sesuai. Point ini meminta skema dan bukti implementasi. Dalam implementasi Lean Manufakturing bisa melalui record: tabel Value added dan non Value added tiap aktifitas dan VSM actual yang berjalan
- memfasilitasi sinkronisasi aliran material, sebagaimana dalam pelaksanaannya. Ketentuan ini juga bisa dilihat dari kalkulasi yang memang disediakan tool VSM, sudah digambarkan dan dihitung di VSM tentu dilihat bagaiaman implementasinya.
Dipoint berikutnya di pasal 7.1.3.1 diminta agar prinsip-prinsip lean yang digunakan terus di dikembangkan dan diimplementasikan untuk mengevaluasi kelayakan manufaktur baik saat produk baru atau operasi baru. Penilaian kelayakan manufaktur harus mencakup perencanaan kapasitas. Metode ini juga dapat diterapkan untuk mengevaluasi perubahan yang diusulkan pada operasi yang ada. Artinya memang selama ada perubahan maka tool Lean manufakturing yang berjalan harus direview. Sekali lagi untuk melihat konsep secara jelas maka perlu ada penjelasan melalui VSM
Kesimpulannya untuk bukti pasal 7.1.3.1 ini adalah:
- Analisa Value added dan non value added
- Current VSM dan Future VSM
- Implementasi Lean di perusahaan
Implementasi Lean Manufakturing akan memakan waktu lama, karena akan ada:
- Pembuatan Current-VSM satu perusahaan
- Pengukuran waktu di semua aktifitas
- Implementasikan Tool Lean yang sesuai
- Pengukuran Waktu setelah Tool Lean diimplementasikan
- Pembuatan Final VSM
Berikut Contoh Flow pelaksanaan Lean Manufacturing

Jadi pasti butuh waktu lama mengimplementasikan pendekatan Lean manufakturing, jadi silahkan dicicil saja sehingga line produksi kita bisa lebih ramping, ingat intnya memastikan aktifitas yang ada di perusahaan minim dengan aktifitas yang TIDAK BERNILAI dan TIDAK PERLU.
Semoga artikel ini bisa membantu penerapan lean manufacturing
Salam Perubahan Melalui pendekatan Lean