Saya resume artikel ini ketika ada salah satu pekerja kami ditegur keras oleh senior atau atasannya , tetapi si senior bilang ini tetap salahnya tidak control (salut). Seorang mengontrol itu harus mendeteksi dan mencegah (ref FMEA), si senior lupa mendeteksi, salah satu Strong Point si senior adalah membuat sistem yang matang di awal, alias mencegah mencegah, ya dengan membuat detail tugas dan fungsi bawahan, harapan si senior apa yang dikerjakan si junior akan on track. Tentu kemampuan di antara pekerja berbeda (ada variasi-ingat ilmu SPC, bahwa yang normal itu bervariasi), walaupun sudah ada guidance tugas dan fungsi yang jelas. Si Senior marah, tetapi dia menyadari bahwa kekurangannya untuk mendeteksi. Ada yang dimarahi dan ada yang mengaku salah, ini klop sebagai motivasi.
Ada yang mengatakan bahwa KOREKSI (teguran) adalah teman kita, karena koreksi itu membangun sejauh kita mau menerima lalu memperbaiki. Koreksi merupakan bagian kecil dari banyak aspek di pekerjaan tetapi sifatnya sangat besar dalam kemajuan mindset kita. Pekerja yang sering menerima teguran atasan dan memperbaikanya, sebenarnya beliau adalah pekerja yang sudah siap untuk bertempur sendiri (wiraswasta), bukankan ada persamaan besar antara bos dan pelanggan? Pesan saya, berpikirlah untuk menjadi wiraswasta ketika semua merasakan pentingnya anda, jangan ketika anda benci atau melawan atasan anda. Ingat, saat kita sudah masuk berwiraswasta, kita hanya dibela karena ada kepentingan, bukan karena persaudaraan.
Ok sebelum terlalu jauh, saya saya resume isi marahnya senior konsultan ini menjadi beberapa point:
- Bekerja benar bukan untuk perusahaan, tetapi kita. Waktu dengar hal ini, saya selaku staff kantor, pekerja juga tentunya, TIDAK setuju 1000% (seribu bukan seratus). Lalu si senior menjelaskan beberapa point di bawah, yang akhirnya saya setuju dengan pernyataan bahwa bekerja itu lebih bermamfaat untuk kita daripada perusahaan:
- Dimana waktu kita paling lama digunakan? itung punya hitung di kantor atau di client yang paling lama. (tidur 7 jam, dengan keluarga 4 jam, di kantor dengan persiapan 10 jaman, sisanya sekitaran 3 jam). Prinspnya gunakan secara baik dan benar dimana waktu terbesar kita berada. Yang dominan akan menentukan siapa kita. Saya jadi ingat petinju Mexico, yang bercita-cita main di Ring Tinju America, yang suka olahraga tinju pasti akan menonton di salah satu TV swasta tiap hari Minggu pagi, mulai jam 9. Gaya tinju berubah saat ini, dulu bermain Hit dan Run, seperti M Ali atau George Foreman, sekarang bermain cepat dan saling jual beli pukulan. Petinju Mexico akan kaya bila main di America dan Menang, bila menang akan diulang lagi tahun depannya. Bermain tinju di Ring Tinju Amerika, akan yakin menang bila kita buat KO lawan, apalagi lawannya dari Amerika. Info komentator saat itu, kalau seri maka petinju Mexico akan kalah. Inilah salah satu yang membuat gaya tinju berubah. Nah, bagaimana bisa menang di Amerika dengan KO, kalau di Mexico sendiri saja kalah atau menangnya tidak dengan KO bukan? Analoginya sama dengan pekerjaan kita, gimana mau bisa menang di luar sana (berwiraswasta), bekerja di tempat sekarang saja tidak benar? pikirlah dalam-dalam apakah kita sudah bekerja benar? Jangan hanya isi hari-hari dengan pekerjaan harian tanpa membuat banyak perubahan yang fantastis (buat KO). Berusaha sendiri akan melawan banyak saingan secara langsung, sedangkan bekerja dengan orang lain adalah berusaha dan fokus pada sedikit kegiatan.
- Ok, sekarang sudah bekerja benar , gajipun naiknya kalah sama inflasi, si bos pernah bilang gajinya naik hanya 100 ribu saja, dan saya pernah bekerja di perusahaan lokal gajinya tidak naik. Gaji secara umum sudah ada standardnya , pendapatan satu orang Indonesia sudah ada takarannya, kalaupun ada yang lebih besar, dia pasti hebat dan berperan serta pintar. OK kalau gaji saya naik dikit dengan bekerja benar, mamfaat terbesarkan perusahaan, ya saat ini. Ok kita stop pikirin perusahaan, pikirin kita.
Anggap saya sudah bekerja benar, maka :
- Bekerja benar jadi kebiasaan hidup saya. Bekerja benar itu bekerja memberikan nilai ke perusahaan dengan sungguh-sungguh, bisa dikatakan dia bekerja seolah-olah untuk Tuhannya (bukan Tuannya)
- Anak saya akan melihat dan semoga meniru. Bukankah anak macan juga pandai berburu dengan melihat induknya berburu. Bukankah monyet bisa lompat dengan lincah ke satu pohon ke pohon yang lain dengan melihat orangtuanya? Maka, Jadilah manusia yang hebat (bekerja benar) agar anak kita meniru. Kebiasaan benar ditiru, maka sikap itu akan membuat anak kita lebih baik dari kita, karena dia belajar langsung dari kita orang tua yang selalu bekerja benar. Jadi ingat pepatah:
- Tanpa pengetahuan, kerajinan (bekerja) pun tidak baik; orang yang tergesa-gesa akan salah langkah”. (pengetahuan dari si orangtua)
- Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya”., “Dalam tiap jerih payah ada keuntungan, tetapi kata-kata belaka mendatangkan kekurangan saja.” (jangan bicara saja, lakukan dan beri perubahan yang bernilai)
- Manusia yang baik itu seharusnya seperti mata air, bukankah tidak ada tidak ada air tawar dan air pahit berasal dari mata air yang sama. Jadi kalau dia baik ya baik, jahat ya jahat, tidak bisa di kantor dia berbuat baik tetapi di rumah berbuat jahat. Kalaupun seolah-olah bisa, itu kepalsuan!
- Di dunia ini banyak yang positif dan banyak yang negative, kenapa kita cenderung berpikir negative daripada positif? Padahal ketika kita selalu berpikir positif, maka
- akan membuat gaya kita: semua masalah bisa diselesaikan
- Ketika setiap masalah selesai dan ada peran kita maka akan timbul rasa PD, perasaan yakin karena ada peran saya (ini sebut dalam hati saja)
- Kalau Ada masalah, cobalah berani mengkoreksi diri sendiri, apakah ada kontribusi dari saya? Nah ketika kita coba mengkoreksi diri sendiri maka kita akan bertanya ke diri kita, apa yang bisa saya lakukan? Itulah ide. Jadi bisalah menyalahkan dirimu bila ada masalah, karena itu melahirkan kreatifitas. Siapa yang pernah mengkritik kubu atau dirinya sendiri walaupun itu memang sudah jelas-jelas salah orang lain? Ketika kita sudah mengkoreksi diri sendiri setiap ada masalah maka kita sudah mulai bekerja dengan benar.
Saya setuju, mulai saat ini saya akan bekerja benar, karena lebih untung rupanya…
Salam
Pajolo Auteng dan Stefanus (Ergonomic Engineer, Automotive Engineer)