INSPEKSI K3

Dalam pembuatan sistem perusahaan (Mutu, Lingkungan, K3 dll), kami selalu fokus di awal bimbingan pada kegiatan yang: belum pernah, tidak biasa, tidak konsisten, atau tidak efektif dilakukan di perusahaan, tetapi kegiatan itu dipersyaratkan oleh sistem atau peraturan. Salah satu kegiatan tersebut adalah pelaksanaan INSPEKSI.  Dalam sistem K3 (PP 50 tahun 2012), dikatakan secara jelas bahwa INSPEKSI harus dilakukan dengan form khusus, bahkan form itu harus menyediakan tempat khusus pencatatan oleh inspector. Di sistem ISO/TS 16949 juga disebutkan istilah INSPEKSI dengan QC patrol. Selain itu INSPEKSI adalah kegiatan penting, banyak yang secara dokumen bagus tetapi di pelaksanaannya berbeda atau sebenarnya tidak pernah dilakukan. Bagaimana kalau kegiatan itu berisiko tinggi tetapi tidak ada bentuk monitoringnya? Nah INSPEKSI sangat membantu pengawasan atau memberikan gambaran kegiatan tersebut.

Memang persyaratan SMK3 PP 50 tahun 2012 meminta pelaksanaan INSPKESI-K3, tetapi bagaimana membuat kegiatan INSPEKSI K3   dilakukan bisa konsisten efektif serta bagian dari sistem kerja? Jawabannya sederhananya adalah: pemberian pemahaman mengenai INSPEKSI K3 , masukkan kegiatan INSPEKSI K3 pada jobdes atasan, atau jelaskan di jobses inspektor tentang detail INSPEKSI K3, bila perlu masukkan point kegiatan INSPEKSI K3 di penilaian pekerja sehingga INSPEKSI K3   dilakukan, dilaporkan dan dievaluasi serta menjadi bagian penilaian, bahkan bila perlu kenaikan jabatan harus mempunyai minimum berapa kali INSPEKSI K3   sudah dilakukan. Ya memang benar kalau cara melakukan disesuaikan dengan kondisi perusahaan, jadi silahkan disesuaikan, yang saya tuliskan di atas adalah yang saya lakukan di beberapa client agar INSPEKSI K3 dilakukan konsisten.

Nah berikut ini beberapa tips penting yang bisa membantu INSPEKSI K3   dilakukan konsisten:

  • Semua area diINSPEKSI K3 , ingat bahwa bahaya/risiko bisa ada di semua area
  • Input INSPEKSI K3  bisa dari kajian risk assesment, Risk yang tinggi atau ekstrim dan tidak dapat diturunkan maka harus ada monitoring, salah satunya dengan INSPEKSI K3
  • Buatkan schedule INSPEKSI K3  untuk semua area, proses dan alat
  • Sediakan chesklist INSPEKSI K3, jangan lupa cheklist tidak general, harus sesuai point INSPEKSI K3 . Cheklist dibuat butuh waktu lama tetapi hanya di awal saja. Dan sediakan kolom untuk menuliskan keterangan saat INSPEKSI K3  , jangan hanya isian centang “V” saja
  • Buatkan risk assesment pelaksanaan INSPEKSI K3 , misalkan bahaya selama perjalanan, atau melewati area tertentu dll
  • Inspektor harus ditrainingkan, minimal supervisor harus mendapatkan training ini, karena jabatan-jabatan tersebut harus melakukan INSPEKSI K3  ketika melakukan tugas mereka di lapangan.
  • Ada peralatan INSPEKSI K3 yang sesuai
  • Buatkan prosedur INSPEKSI K3 , hal ini untuk mengatur detail aktifitas, misalkan: pelaksanaan INSPEKSI K3  harus dilakukan dengan jam tertentu, dilakukan harus berdua, sampai pelaksanaan evaluasi
  • Lakukan juga Inspeksi oleh manajemen atau manager, gunakan waktu saat kunjungan mereka ke lapangan.
  • Masukkan pelaksanaan INSPEKSI K3  ke dalam job des dan bila perlu masukkan ke dalam point penilaian tahunan atau bahkan kenaikan jabatan juga memasukkan minimal jumlah INSPEKSI K3   yang sudah dilakukan.
  • Jangan lakukan INSPEKSI K3  dengan mengejar waktu selesai, lakukan sesuai kondisi saja, lanjutkan keesokharinya bila memang waktunya tidak cukup
  • Untuk peralatan-peralatan yang mudah diINSPEKSI K3 , serahkan pelaksanaan kontrolnya ke pengawas area tersebut, lalu lakukan INSPEKSI K3    Misalkan APAR yang dichek oleh pengawas lapangan dilakukan INSPEKSI K3  .
  • Lakukan INSPEKSI K3  secara objective, pastikan INSPEKSI K3   memaparkan bahaya karena kondisi, bahaya karena tindakan dan bahaya dari efek-efek perubahan
  • Catat semua kecurigaan saat INSPEKSI K3, dan lakukan follow up ke penanggungjawab area
  • Rekap hasil INSPEKSI K3, cukup rekap temuan-temuan INSPEKSI K3 nya saja, bila perlu dengan foto
  • Distribusi hasil INSPEKSI K3  ke semua departemen, ini berguna untuk sosialisasi gambaran kondisi lapangan dan untuk memastikan kejelasan yang perlu difollow up
  • Paretokan point-point hasil INSPEKSI K3  selama ini, silahkan bagi menjadi beberapa bagian, misalkan Ketidaksesuaian Peralatan, Layout, Lingkungan, Unsafe act dst
  • Lakukan evaluasi hasil pareto-pareto tersebut. Evaluasi ini untuk menentukan penyebab mendasar ketidaksesuaian dari hasil INSPEKSI K3 . Penyebab mendasar ini dishare dan harus ditentukan tindaklanjutnya dan dilaporkan ke manajemen

Bagaimana sistem INSPEKSI K3 di tempat anda? Sudahkan efektif?