Kalau selama ini banyak kita yang menilai orang lain “SUSAH DIAJAK BERUBAH”, atau kita ingin membuat PERUBAHAN dengan menggerakkan orang lain, coba lakukan teori perubahan perilaku ini. Namanya Theory of Reasoned Action (TRA), TRA adalah model untuk memprediksi niat perilaku yang mencakup sikap dan perilaku. TRA menyatakan bahwa suatu keyakinan mengenai behavioral belief dan evaluasi terhadap suatu hasil akan menentukan suatu sikap terhadap perilaku, melalui element ‘niat’/Intention yang terjadi terjadi. Jadi TRA menyatakan bahwa niat akan langsung mengarah pada perilaku. Teori ini pertama kali diusulkan oleh Ajzen dan Fishbein (1980), terdiri dari tiga komponen umum yaitu niat perilaku (behavioral intention), sikap (attitudes), dan norma subyektif (subjectives norms). Jadi Attitute dan Subjective Norm akan menghasilkan NIAT untuk melakukan sesuatu, dan bisa konsisten bila ada kontrol yang kuat.
Maksud positif dari teori TRA ini adalah, bagaimana membuat satu atau beberapa orang punya NIAT sehingga perilaku mereka diharapkan berubah atau maksud teori TRA bisa dibuat dengan kalimat pedes spt ini, “bagaimana itu orang pada mau merubah atau lakukan improvement, NIATnya aja ga!, gimana bisa ada NIAT, selama ini ga ada yang kasih contoh dan pengertian! hehehehe.
Jadi PR dari teori TRA ini adalah bagaimana menciptakan NIAT itu? Nah skema agar NIAT itu timbul bisa dilihat dari skema TRA ini:
Jadi pesannya adalah bagaimana menciptakan NIAT itu, sehingga teman-teman kita bisa move on atau tidak terus menikmati yang ada:
- BEHAVIOUR BELIEF, ini merupakan contoh perilaku, katakanlah dari kita sebagai atasan. Atasan baiknya selalu memberikan contoh untuk melakukan tindakan terhadap issue negative/ problem, bahkan sampai issue negative bisa tuntas terselesaikan dan diyakini bawahan kita kalau issue itu selesai karena perubahan yang dilakukan. Misalkan tercapainya target yang selama ini sukar tercapai dan bawahan kita merasakan bahwa issue negative itu diselesaikan karena contoh /intruksi yang diberikan atasan ke bawahan. Tetapi selama atasan itu sendiri tidak melakukan perubahan dan bahkan ditegur oleh atasan yang di atasnya lagi, maka perubahan perilaku terhadap perubahan bekerja akan sukar terjadi.
- NORMATIF BELIEF, berdampak ke subjective belief, ini maksudnya bagaimana kita merubah tulisan/teori-teori yang susah menjadi lebih dipahami. Statement-statement yang susah-susah diterjemahkan ke bahasa awam, bisa melalui diskusi, meeting atau bisa dengan statement sederhana di spanduk, sehingga arti 5S, FIFO, 4M, dampak bekerja cepat dll bisa dipahami pekerja. Pengetahuan-pengetahuan sederhana selalu dibahas dan kalau perlu sampai dilakukan, sehingga pengetahuan itu sampai di alami bawahan kita atau rekan kerja kita, selama pemahaman itu dilakukan oleh staff /bawahan kita dan berpengaruh efektif, maka kita sudah mengubah normative menjadi subjective belief. Karena omongan atasan bukan sekedar ngecap aja, tetapi memang harusnya berhasil (IT WORKS!)
- CONTROL BELIEF, maksudnya bentuk kontrol apa yang real yang bisa menjadi acuan untuk mereview dan memperbaiki hasil, misalkan bagaimana agar bekerja lebih cepat /produktif terwujud? Misalkan pemberian target hasil yang real, kemudian membahas berkala dengan bawahan untuk memastikan bahwa target tercapai karena kontrol proses yang dilakukan.
Jadi selama kita sebagai atasan sudah memberikan contoh positif, memberikan pengertian baru (insight) dan kontrol terhadap proses dan target secara rutin, maka kita sudah memberikan niat positif kepada orang lain/bawahan kita untuk melakukan sesuatu perubahan, kalau selama ini belum dilakukan maka jangan harap orang lain berubah karena kita.
Salam Perubahan