TIPS PENANGANAN PRODUK PASS THROUGH

Part yang dibuat perusahaan kami itu nantinya dikirim lagi oleh customer-langsung kami ke perusahaan yang merupakan Tier-1 OEM terbesar. Selama ini Customer-Langsung kami kami tidak melakukan apa pun dengan komponen itu; mereka hanya membeli komponen kami dan menjualnya kepada pelanggan – Tier-1 OEM.  Jadi Pelanggan-Langsung kami memiliki Komponen Pass Through tanpa validasi atau kontrol.

Ketika terjadi masalah komponen itu, ada defect material dented dan sukar diassy. Atas masalah itu,  Customer-Langsung kami meminta kami untuk menganalisa penyebab. Rupanya memang ada ketentuan material plat yang selama ini kami anggap sebagai pendukung saja, sehingga material dan jenis kawat las kami modifikasi, material kami ganti spec nya dengan yang lebih murah dan ukuran kawat las kami juga kurangkan. Rupanya ini berdampak saat Assy, material mudah terdeformasi/pengok dan sambungan las lepas. Kami sudah lakukan modifikasi itu dari 6 bulan lalu. Dan Akhirnya kami diminta pertanggungjawaban untuk semua produk yang dimodifikasi dan terkirim ke customer kami, walau selama ini belum diminta, tetapi kami tetap melakukan tanggungjawab perbaikan yang disepakati.

Cerita kondisi di atas, merupakan dampak dari perusahaan yang menerima produk pass-through tanpa memahami fungsi produknya. Ketika kita tidak memahami fungsi produk Pass Through maka kita tidak akan memahami apa yang kita kontrol saat kita menerima produk/komponen Pass Through itu.  di IATF 16949 di pasal 8.4.2.1 menyatakan …the organization shall ensure that the appropriate controls are in place at the point of manufacture.  Apalagi Component/material Pass Through yang dikirim secara import, selain perjalanan yang jauh, juga potensi menyebabkan gangguan saat masalah terjadi.

Nah berikut ini, tips langkah untuk memastikan produk Pass Through kita bisa dikatakan sudah menerapkan kontrol yang sesuai:

  • Pahami fungsi produk Pass Through, gunakan informasi dari customer terkait hal apa saja yang perlu dipastikan di produk Pass Through itu.
  • Dapatkan gambar/informasi teknisnya, misalkan jenis material, bila ada pengelasan bagaimana spec material dan jenis elektrodanya. Bila merupakan bahan bulk (cairan/serbuk) pastikan sudah ada CoA, standard uji dan hasil uji secara berkala
  • Semua ketentuan dari customer kita, harus dikomunikasikan dan diterapkan oleh subcont/supplier (informasikan detail apa saja ketentuan mulai dari material dan sepakati parameter prosesnya), saat penyepakatan awal (New Model) dengan subcont/supplier, pastikan semua spesifikasi diberikan dan dipahami. Bila perlu dibuatkan pernyataan kesepakatan.
  • Pastikan aturan change sudah disepakati juga dengan subcont/supplier, terutama untuk modifikasi di subcont/supplier yang nantinya mempengaruhi produk
  • Pastikan  special characteristic dipahami oleh subcont/supplier dan ada bukti kontrol kestabilan dan kemampuan di line produksi. Bila special charasteristic tidak disebutkan oleh customer kita, baiknya meminta subcont/supplier menentukan apa yang menjadi perhatian penting pada produk dan bila perlu melampirkan bukti itu saat barang dikirim.
  • Buatkan cheklist incoming chek untuk produk pass through dan pastikan juga bentuk samplingnya. Point chek incoming bisa berupa kondisi ada/tidak misalkan pada point : Label, CoA, Chek Special Characteristic sudah direcord? Kondisi packing? Kondisi tiap box Cartoon, kesesuaian PO dan SJ dst

Bagaimana implementasi Komponen/produk Pass through di tempat anda?

 

www.improvementqhse.com